Al-Zarqali (Astronom Andal Andalus)
Arzachel,
begitulah masyarakat Barat biasa menyebut Al-Zarqali, seorang astronom muslim
legendaris dari andalusia. Kontribusinya bagi pengembangan astronomi modern
sungguh sangat besar. Ia tak hanya menciptakan peralatan astronomi
berteknologi, namun juga sederet teori penting. Tak heran, jika masyarakat
astronomi modern mengabdikan namanya di salah satu kawah bulan. Ia tercatat
sebagai salah satu dari 24 ilmuwan muslim yang diakui dunia sains modern. Al-Zarqali
merupakan salah satu ilmuwan yang lahir dari era kejayaan Islam di Spanyol
alias Andalusia.
Sejatinya,
Al-Zarqali bernama lengkap Abu Ishaq Ibrahim Ibnu Yahya al-Zarqali. Di dunia
Islam, ia juga dikenal dengan nama Al-Zarqalluh atau Al-Zarqallah. Ia dilahirkan
di Toledo, Andalusia, pada tahun 1029 M. Al-Zarqali tumbuh besar ketika
kejayaan peradaban Islam di Andalusia berada di tebing kehancuran.
Saat itu,
Andalusia diserang oleh pasukan Kristen dari berbagai penjuru. Pada akhir abad
ke-11 M, pusat peradaban Islam di Eropa itu nyaris jatuh dikuasai oleh pasukan
Kristen. Untungnya, pasukan tentara Dinasty Murabbitun dari Maroko berhasil
mematahkan serangan musuh.
Setelah kekuasaan
Dinasti Murabbitun berakhir, peradaban Islam di Andalusia masih sempat bersinar
selama 2 abad hingga pertengahan abad ke-13 M. Jauh sebelum Al-Zarqali menjelma
menjadi seorang ilmuwan terpandang di Andalusia, peradaban Islam di wilayah itu
telah memiliki sederet saintis fenomenal, seperti Ibnu Firnas (yang wafat pada
tahun 887 M), penemu pesawat terbang; Az-Zahrawi (pada tahun 936-1013 M),
seorang dokter bedah; Ad-Dinawari, seorang ahli botani; serta Al-Majriti (yang
wafat pada tahun 1007 M), yang sekaligus sebagai seorang ilmuwan serba bisa.
Ilmu pengetahuan
berkembang pesat di Andalusia karena mendapatkan dukungan dari penguasa. Pada masa
kekuasaan Khalifah Al-Hakam II, Andalusia memiliki sekitar 70 perpustakaan
umum. Tak hanya Sains yang berkembang, kota-kota di Andalusia pun menjelma
menjadi metropolitan terkemuka. “saat itu, Andalusia merupakan kota paling
berperadaban di Eropa,” ujar T. Burckhardt (pada tahun 1972) dalam bukunya Moorish Culture in Spain.
Perkembangan ilmu
astronomi pada era Kekhalifahan Umayyah Spanyol mencapai ppuncaknya pada abad
ke-11 dan 12 M. Ibnu Haitham menjadi salah seorang astronom asal Andalusia yang
pertama kali mengubah konfigurasi Ptolemeus.
Pada akhir
abad ke-11M, Al-Zarqali alias Arzachel menjadi astronom kebanggaan peradaban
muslim di Andalusia. Ia menemukan bahwa orbit planet itu adalah edaran eliptik,
bukan edaran sirkular. Selain itu, ada pula astronom lainya, seperti Ibu Bajjah
dan Nur ad-Din al-Betrugi alias Alpetragius, yang mengusulkan model-model
planet baru.
A. Kehidupan Al-Zarqali
Barron Carra de vaux (pada tahun
1921 ) dalam bukunya bertajuk Les
Penseurs de I’Islam menyebut Al-Zarqali dengan panggilan An-Nekkach atau
pemahat logam. Sebelum dikenal sebagai seorang astronom, Al-Zarqali memulai
kariernya sebagai seorang mekanik dan pembuat kerajinan dari logam. Kemahirannya
sebagai seorang mekanik membuatnya dipercaya untuk menjadi pegawai Ibnu Said di
Toledo.
Pada tahun 1060 M, Al-Zarqali
membuat peralatan observatorium astronom yang didedikasikan untuk Yahya ibnu
Abi Mansur. Awalnya, Al-Zarqali memang menciptakan peralatan untuk para ilmuwan
lain. Karya ciptanya yang luar biasa akhirnya mengundang ketertarikan dari
ilmuwan lainnya.
“Para ilmuwan lain akhirnya
mengakui kehebatan intelektualitas Al-Zarqali. Al-Zarqali terbilang unik. Ia adalah
seorang saintis muslim legendaris yang tak pernah belajar secara formal. Bahkan,
pada awalnya, Al-Zarqali nyari tak pernah membaca buku, bahkan memegang buku
sekalipun.
“Kalangan ilmuwan yang kagum
terhadap karya-karya Al-Zarqali kemudian mendorongnya untuk belajar. Mereka memberinya
banyak buku. Al-Zarqali pun belajar secara otodidak,” papar Barron Carra de
Vaux. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1062 M, Al-Zarqali menjadi
anggota kumpulan para ilmuwan di Andalusia,” ungkap Juan Vernet dalam Dictionary of Scientific Biography.
Setelah mengajarkan dirinya dengan
para ilmuwan lainnya, Al-Zarqali tak lagi menciptakan peralatan untuk saintis
lain. Sang saintis mulai menciptakan penemuannya sendiri. Bahkan, Al-Zarqali
pun mengajarkan ilmu otodidak yang dikuasainya. Sejak saat itulah, ia dikenal
sebagai ilmuwan terkemuka di Andalusia.
Salah satu penemuan Al-Zarqali
yang paling fenomenal adalah pembuatan jam di Toledo. Jam yang diciptakannya
itu masih bisa digunakan hingga tahun 1135 M. Penemuannya ini menarik perhatian
Raja Alphonso IV. Secara khusus, Raja Alphonso IV mencari tahu mengenai cara
kerja jam yang diciptakan oleh Al-Zarqali tersebut.
Selain berhasil menciptakan jam
air yang sangat mengagumkan, Al-Zarqali juga mampu membuat astrolab paling
canggih dan akurat. Astrolab yang diciptakannya tergolong paling bagus di
antara astrolab lain yang dibuat sebelumnya dan pada masa itu, astrolab
tersebut bisa digunakan untuk beragam keperluan. Astrolab ciptaan Al-Zarqali
dapat digunakan untuk mengamati siklus zodiak. Selain itu, astrolab ini juga
bisa didesain secara khusus untuk mengukur garis lintang dan memproyeksikan
letak ekuator. Teknologi astrolab yang dibuatnya juga mampu menentukan jam atau
waktu.
Al-Zarqali begitu populer di dunia
Barat. Selama berabad-abad, karyanya yang fenomenal, yakni Tabel Toledo, sangat dikagumi oleh masyarakat Kristen Barat. Hasil buah
pikiranya itu amat berpengaruh bagi masyarakat Barat. Kemudian, karyanya ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona. Karya tersebut
mampu bertahan selama lebih dari dua abad.
Pengaruh Al-Zarqali yang begitu
kuat itu membuat tabel-tabel astronomi lainnya di Eropa didasarkan pada hasil
pengukuran Al-Zarqali. Tabel Marseilles
yang didasarkan pada Tabel Toledo buatan Al-Zarqali juga diadaptasi ke Meridian
London, Paris dan Pisa.
Raymond dari Marseilles merupakan
salah seorang yang pertama kali mengadaptasi tabel Al-Zarqali di Eropa, yakni
kota Marseilles. Leopold dari Austria juga tercatat sebagai astronom Austria
yang juga terpengaruh oleh pemikiran Al-Zarqali. Tak Cuma itu, Tablas
Alfonsinas yang dibuat oleh Alfonso juga didasarkan pada hasil kerja
Al-Zarqali.
AL-Zarqali tutup usia pada tahun
1087 M. Meskipun begitu, buah pikir dan karya-karyanya telah memberi inspirasi
kepada ilmuwan lainnya, terutama di Eropa. Peradaban Islam masa kini sudah
seharusnya menumbuhkan kembali semangat dan perjuangan hidup Al-Zarqali.
B. Kontribusi sang Astronom
Selain berhasil menemukan fakta
bahwa orbit planet itu adalah edaran eliptik, bukan edaran sirkular, Al-Zarqali
juga mampu mengoreksi data geografis yang dibuat oleh Ptolemeus. Secara khusus,
ia mengoreksi panjang Laut Mediterania. Al-Zarqali juga dapat menemukan
sejumlah fakta penting terkait rahasia langit, seperti planet, bintang, bulan
dan matahari.
Penemuan-penemuan yang diciptakan
oleh Al-Zarqali ditulis dalam kitab berjudul As-Safiha al-Zarqaliya alias
Azafea. Dalam risalah itu tercatat sejumlah penemuannya, seperti astrolab
universal, tabel 29 bintang dan lain-lain. Al-Zarqali dikenal sebagai seorang
ilmuwan yang mampu menggabungkan kemampuan teknik dengan teoretis.
Dalam catatannya, Al-Zarqali
mengungkapkan adanya observatorium yang dibangun oleh peradaban Islam di Toledo
dan Kordoba. Observatorium yang dibangun di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah
Spanyol itu diyakini telah menggunakan peralatan astronomi yang tercanggih pada
zamannya. Beberapa di antaranya merupakan ciptaan Al-Zarqali.
Al-Zarqali juga tercatat telah
menemukan salah satu peralatan komputer analog pada era kejayaan Islam.
Arzachel, demikian orang Barat biasa menyebut Al-Zarqali, berhasil menemukan
equatorium; alat penghitung bintang. Peralatan komputer analog lainnya yang
dikembangkan oleh Al-Zarqali bernama saphaea. Inilah astrolab pertama universal
latitude-independent. Astrolab itu tak bergantung pada garis lintang
pengamatnya dan bisa digunakan dimana pun di seluruh dunia
where u get reference about al zarqali
ReplyDelete