REVOLUSI AMERIKA
A. Latar
Belakang
Saat
ini Amerika Serikat disebut negara adikuasa. Pegaruhnya tersebar diberbagai
pelosok duia. Dapat dikataka bahwa dalam setiap persoalan dunia, Amerika
Serikat turut berperan. Indonesia pun pernah merasakannya.
Negara
Amerika Serikat berdiri pada tahun 1776. Pada waktu itu, wilayahnya belum
seluas yang sekarang. Sebelum berdiri sebagai negara merdeka, daerah itu
merupakan kolono-koloni di bawah kekuasaan Inggris. Jumlah koloninya tiga belas
buah. Koloni-koloni yang terletak antara pantai timur Amerika Utara sampai
Pegunungan Allagheny. Koloni yang pertama berdiri ialah Virginia. Tiga belas
koloni itu merupakan wilayah awal Amerika Serikat yang sekarang. Ketiga belas
koloni itu adalah New Hampshire, Massachusetts, Rhode Island, Connectuct, New
York, New Jersey, Pensylvania, Delaware, Maryland, Virginia, North Carolina,
South Carolina dan Georgia.
Koloni Amerika
Penduduk
koloni itu sebagian besar keturunan imigran Inggris. Mereka berimgrasi ke
Amerika pada abad ke-17 untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan mencari
kebabasan dalam menjalankan agama dan berpolitik. Pada masa itu, di Inggris
sering terjadi pertentangan agama.
Penduduk
tiap-tiap koloni mengatur kehidupan masyarakatnya masing-masing. Mereka
membentuk pemerintahan, mendririkan dewan perwakilan dan memilih orang yang
akan memimpin. Mereka menanamkan diri Orang Amerika. Hubungan mereka dengan
Inggris semakin lama semakin renggang.
Inggris
memberlakukan daerah koloni itu sebagai daerah jajahan. Di tiap-tiap koloni
diangkat seorang gubernur untuk menjalankan pemerintahan atas nama raja
Inggris. Parlemen Inggris mengeluarkan berbagai peraturan yang oleh penduduk
koloni dianggap membatasi kebebasan mereka. Apalagi, peraturan-peraturan itu
dibuat dengan tidak dibicarakan terlebih dahulu dengan dewan-dewan perwakilan
koloni.
Salah
satu tradisi Amerika adalah kebebasan pers. Sejak tahun 1704, di Massachusetts
telah terbit surat kabar yang kemudian diikuti oleh koloni-koloni lainnya. Di
New York pada tahun 1733 terbit sebuah surat kabar bernama New York Weekly
Journal. Surat kabbar ini bersikap oposisi terhadap pemerintah Inggris. Salah
seorang wartawannya yang bernama Peter Zenger melakukan kritik terhadap pemerintah.
Pemerintah menangkap dan memenjarakan Zenger dengan tuduhan melakukan fitnah.
Akan tetapi, seorang pengacara terkemuka membela Zenger dan menyatakan bahwa
kritik yang dilakukan oleh Zenger bukanlah fitnah. Dalam persidangan, juri
memutuskan bahwa Zenger tidak bersalah dan dibebaskan. Putusan itu merupakan
tradisi penegakan prinsip kebebasan pers di Amerika.
Banyak
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris tidak dipatuhi. Akibatnya,
hubungan koloni dengan Inggris menjadi tegang. Ketegangan antara koloni dengan
Inggris semakin memuncak setelah Perang
Tujuh Tahun (1756-1763) berakhir. Perang itu terjadi antara Inggris dan
Prancis. Selain Inggris, Prancis pun mempunyai daerah jajahan di Amerika Utara.
Penduduk kedua daerah itu pun terlibat dalam perang. Perang Tujuh Tahun
dimenangkan oleh Inggris sehingga daerah jajahan Prancis jatuh ke tangan
mereka. Daerah inilah yang sekrang disebut Kanada.
Dalam
perang itu koloni-koloni Amerika tidak bayak menyumbangkan tenaganya untuk
kemenangan Inggris. Mereka berpendapat bahwa perang itu hanya merupakan
pertandingan memperebutkan wilayah Amerika. Selama perang berlangsung, Inggris
mengeluarkan banyak biaya. Akibatnya, Inggris mengalami kesulitan keuangan.
Apalagi, uang diperlukan untuk menjalankan pemerintahan di daerah yang baru
mereka kuasai. Untuk mengatasi kesulitan keuangan, Inggris mengeluarkan
berbagai undang-undag dan peraturan mengenai pajak yang harus dibayar oleh
penduduk koloni. Udag-undang itu antara lain Undang-Undang Gula (Sugar Act), Undang-Undang
Prangko (Stamp Act) dan Undang-Undang Pelayaran (Navigation Act). Gula yang
dimasukka ke daerah koloni dikenakan pajak. Barang cetakan seperti surat kabar,
kartu judi, surat nikah dan dokumen-dokumen resmi harus dibubuhi pragko yang
dikeluarkan oleh pemerintah Inggris. Semua barag dari Eropa yang dimasukkan ke
Amerika harus dikapalkan di pelabuhan-pelabuhan Inggris. Kebijakan itu diambil
untuk meningkatkan pendapatannya.
Selain
memungut pajak diatas, sejak tahun 1733, pemerintah Inggris memasang bea cukai
yang tinggi terhadap impor rum dan gula tetes dari daerah-daerah yang bukan
milik Inggris. Pemerintah Inggris juga melarang impor minuman keras dari luar
negeri. Untuk mendapatkan hasil yang baik, petugas bea cukai diperintahkan
untuk bekerja lebih giat. Kapal-kapal perang Inggris di perairan Amerika
diperintahkan untuk menangkap penyelundup. Para petugas kerajaan diberikan
kekuasaan untuk menggeledah tempat-tempat yang dicurigai.
Selain
mengeluarkan berbagai peraturan tersebut, Inggris mengharuskan pula penduduk
koloni untuk menyediakan akomodasi dan membiayai pasukan Inggris yang
ditempatkan di Amerika. Penempatan pasukan itu dimaksudkan Inggris untuk
mempertahakan daerah koloni dari serangan musuh antara lai dari suku-suku
Indian.
Berbagai
undang-undang dan peraturan yang dipaksakan Inggris itulah yang merupakan latar
belakang Revolusi Amerika. Ketiga belas koloni menentang diberlakukannya
undang-undang tersebut. Penentangan tersebut terutama dilakukan oleh kelompok
penduduk yang paling berpengaruh, seperti wartawan, ahli hukum, pendeta,
saudagar dan usahawan.
Untuk
menghadapi berbagai peraturan yang dipaksakan itu, Samuel Adam mengemukakan
slogan pemungutan pajak tanpa perwakilan. Slogan itu kemudian menarik perhatian
banyak orang untuk turut dalam perjuangan kaum patriot Amerika melawan Inggris.
Wakil-wakil koloni mengadakan pertemua di Bosto. Mereka sepakat untuk tidak
membayar pajak dan memboikot semua barang buatan Inggris. Mereka bersemboyan no taxation without representation
(tidak akan membayar pajak tanpa adanya perwakilan di parlemen Inggris). Mereka
menuntut agar wakil-wakil koloni didudukkan di dalam parlemen Inggris.
Pada
tahun 1765 tokoh-tokoh terkemuka membentuk organisasi Putera Kemerdekaan dan
oposisi politik. Massa yang terbakar semangatnya berarak sepanjag jalan di
Boston. Dari Massachusetts sampai South Carolina undang-undang dibatalkan. Ada
kelompok yang menghancurkan prangko-prangko yang sangat mereka benci.
Peristiwa-peristiwa
ini merupakan benih-benih revolusi. Revolusi itu disebut Perang Kemerdekaan
Amerika. Melalui Revolusi itu, orang Amerika berjuang untuk membebaskan diri
dari kekuasaan Inggris. Pada tahun 1766, parlemen Inggris mengalah dengan
mencabut undang-undang prangko dan mengadakan perubahan undang-undang gula.
B. Perang
Kemerdekaan : Kekerasan di Boston
Di
Boston setiap campur tangan pemerintah dalam bidang perdagangan menimbulkan
tindak kekeran. Ketika tugas pajak mencoba memungut pajak, mereka dikeroyok
oleh penduduk. Sehubungan dengan kejadian itu, pemerintha Inggris menugasi dua
resimen utuk melidungi para petugas bea dan cukai. Kehadiran pasukan inggris di
Boston berlangsung menimbulkan kerusuhan. Pada tanggal 5 Maret 1770 meletuslah
kerusuhuan antara penduduk dan tentara. Markas tentara diserbu oleh penduduk.
Dalam serbuan itu tiga orang penduduk mati di atas salju.
Kejadian
itu oleh penduduk dijadikan alat untuk membangkitkan kebencian kepada Inggris,
mereka menamakannya dengan Pembantaian
Boston yang dilukiska sebagai bukti kebengisan dan tirani Inggris.
Menyadari hal itu, pemerintah Inggris mencabut kembali semua pajak, kecuali
pajak teh. Tujuanya adalah menjaga tetap tegaknya hak mereka.
Meskipun
sebagian besar pajak telah dikuragi, masih ada patriot yang menentang pungutan
pajak teh. Seorang pemimpin mereka yang sangat berpengaruh dan gigih menentang
hal itu adalah Samuel Adams.
Pada
bulan Desember 1773 terjadi peristiwa yang disebut Boston Tea Party (pesta Teh
Boston). Di pelabuhan Boston berlabuh beberapa kapal Inggris bermuatan teh.
Inggirs mengharuskan penduduk Boston membayar bea masuk. Pada tanggal 16
Desember 1773 malam, beberapa orang penduduk Boston memasuki kapal dan membuang
ratusan peti teh ke laut.
Boston Tea Party
Pemerintah
Inggris mengutuk Pesta teh Boston. Inggris mengecam perbuatan itu sebagai
perbuatan para berandalan. Inggris membalas tindakan itu dengan memblokade
pelabuha Boston. Blokade tidak akan dicabut sebelum penduduk Boston membayar
harga teh yag mereka buang itu.
Blokade
terhadap Boston itu mempersatukan orang-orang Amerika. Mereka membentuk badan
yang disebut Kongres Kontinental yang berkedudukan di Philadelpia. Kongres
Kontinental inilah yang berfungsi sebagai badan pemerintahan selama Perang
kemerdekaan Amerika berlangsung.
Perang
meletus ketika pasukan Inggris menyerang Lexington dan Concord (dikenal dengan
istilah Lexington-Concord Raid) pada bulan April 1775. Serangan itu berakhir
dengan kegagalan. Perang menjalar ke tempat-tempat lain.
Untuk
menghadapi perang, Kongres Kontinental bersidang di Philadelphia. Kongres
mengangkat George Washinton sebagai panglima pasukan Amerika. Ia sudah
berpengalaman sebagai komandan pasukan milisi Virginia dalam Perang tujuh
Tahun. Pasukan yang dipimpin Washington itu adalah tentara rakyat yang kurang
terlatih dan kurang berpengalaman. Sebaliknya, Inggris memiliki pasukan yang
kuat dan berpengalaman dalam berbagai pertempuran. Inggris mempunyai pula
angkatan laut yang memblokade pelabuhan-pelabuhan Amerika dan mengirimkan
bantuan untuk pasukan yang beroperasi di darat. Akan tetapi, pasukan Amerika
lebih mengenal medan. Semangat mereka tinggi karena mereka berjuang untuk
mencapai kemerdekaan.
Pertempuran
dimenangkan silih berganti oleh pasukan Inggris dan Amerika. Pada bulan Mei
1775, pasukan Inggris mengalamai kekalahan dalam pertempuran di Ticonderoga dan
Bunker Hill. Sebagian besar senjata mereka jatuh ke tangan pasukan Amerika.
Bahkan, mereka terpaksa meninggalkan Boston. Sebaliknya, pasukan Amerika
mendapat pukulan hebat dalam pertempuran di sekitar New York sehingga semangat
mereka menurun. Namun, Washington berhasil membangkitkan kembali semangat
pasukannya. Di tengah amukan badai pada malam Natal 1776, ia memimpin
pasukannya menyeberangi Sungai Delaware yang sedang tertutup salju dan esoknya
pasukan itu berhasil mengalahkan pasukan Inggris di Trenton.
Sementara
itu, peralatan perang yang dibeli Amerika di Eropa mulai datang. Bersamaan
dengan itu, datang pula pasukan Prancis di bawah pimpinan Jenderal Lafayette untuk membantu pasukan Amerika. Prancis mengirim
pasukannya karena ingin membalas dendam terhadap Inggris atas kekalahan yang
dideritanya dalam Perang tujuh tahun. Selain itu, Prancis ingin pula membuka
hubungan dagang dengan Amerika.
Pengepungan Yorktown
Philadelphia,
ibu kota sementara Amerika, jatuh ke tangan Inggris pada bulan September 1777.
Namun, pada bulan Oktober 1777, pasukan Amerika memperoleh kemenangan yang
cukup berarti di Saratoga. Komandan pasuka Inggris, Jenderal Burgoyne, beserta 5.700 anggota pasukannya menyerah. Sejak
kemenanga itu, hubungan antara Amerika dan Prancis semakin erat. Akan tetapi,
perang belum berhenti seluruhnya. Di berbagai tempat pertempuran masih
berlangsung. Dengan bantuan pasukan Prancis, pasukan Amerika melancarkan
serangan besar-besaran. Pada tanggal 19 Oktober 1781, panglima pasukan Inggris,
Jenderal Cornwallis, bersama 8.000 anggota pasukannya menyerah kepada Jederal
Washington di Yorktown.
Kekalahan
di Yorktown sangat mempengaruhi sikap pemerintah Inggris. Sisa-sisa pasukan
Inggris diperintahkan meninggalkan Amerika. Pemerintah Inggris mengirim utusan
menemui Benjamin Frankli, wakil Amerika di Paris, utuk membicaraka perdamaian.
Utusan lain dikirim pula ke Amerika. Sesudah itu, diadakan perundingan yang
akhirnya melahirkan Perjanjian Paris. Perjanjian itu ditandatangani pada
tanggal 3 September 1783. Isinya yang paling penting ialah pengakuan Inggris
terhadap kemerdekaan Amerika.
Pertempuran Yorktown
C. Deklarasi
Kemerdekaan
Kemerdekaan Amerika sudah diproklamasikan oleh Kongres Kontinental di
Philadelphia pada tanggal 4 Juli 1776, pada saat perang masih berlangsung. Naskah
pernyataan kemerdekaan (Declaration of
Independence) disusun oleh sebuah tim di bawah pimpinan Thomas Jefferson. Dalam deklarasi ini
dinyatakan bahwa semua orang dilahirkan sama derajatnya dan memiliki hak asasi
yang sama dan tidak dapat diganggu gugat. Hak asasi itu, antara lain adalah hak
untuk hidup, hak untuk merdeka dan hak untuk mencari kebahagiaan.
Pikiran orang amerika dipengaruhi pula oleh karangan Tomas Paine yang
berjudul Common Sense (Pikiran
Sehat). Dalam karangan itu, Paine menuduh Raja Inggris bertanggung jawab atat
tindakan jahat yang dilakukan oleh Inggris di daerah koloni. Raja seperti itu
tidak layak dihormati. Paine mengatakan bahwa sudah tiba waktunya bagi penduduk koloni membebaskan diri dari
kekuasaan Inggris. Bila kemerdekan diperlambat, keadaan akan bertambah sulit. Di
bagian lain dikatakannya bahwa tidak masuk akal bila sebuah pulau memerintah
sebuah benua.
Dengan Deklarasi Kemerdekaan itu, tiga belas koloni Inggris di Amerika
secara tegas memutuskan hubungan dengan Inggris dan mendirikan negara merdeka
yang disebut (United States of America (Amerika
Serikat). Koloni lain yakni Kanada tetap setia kepada Inggris. Sampai sekarang,
Kanada masih terikat dengan sebagai anggota negara-negara persemakmuran.
Pada mulanya, kekuasaan pemerintah dijalankan oleh Kongres
Kontinental. Barulah pada tahun 1787 disusun undang-undang dasar (konstitusi). Undang-undang
dasar itu disahkan Kongres paada tahun 1788 dan pada bulan Februari 1789 George
Washington terpilih sebagai presiden. Dialah presiden pertama Amerika Serikat. Tiga
belas koloni yang memberontak terhadap Inggris itu menjadi negara bagian
Amerika Serikat. Jumlah negara bagian bertambah. Saat ini, Amerika Serikat
terdiri atas lima puluh negara bagian.
George Washington
Pengalaman bangsa Indonesia di bawah penjajahan Belanda tidak jauh
berbeda dengan pengalaman bangsa Amerika di bawah kekuasaan Inggris. Pada waktu
yang hampir bersamaan dengan Revolusi Amerika, di Indonesia pun terjadi
perjuangan untuk melepaskan diri dari penjajahan. Di Jawa tengah muncul
perlawanan Mas Said dan Pangeran Mangkubumi da di Maluku berkobar perlawanan
yang dipimpin oleh Sultan Nuku.
1. Catatan
:
Kemerdekaan Amerika diproklamirkan oleh sebuah lembaga, yakni Kongres Kontinental. Kemerdekaan Indoesia dirpoklamasikan oleh dua tokoh nasional yakni Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Kemerdekaan Amerika diproklamirkan oleh sebuah lembaga, yakni Kongres Kontinental. Kemerdekaan Indoesia dirpoklamasikan oleh dua tokoh nasional yakni Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
2. Amerika
berperang melawan bangsa yang menjajahnya sebelum kemerdekaan diproklamasikan.
Indonesia berperang melawan bangsa yang menjajahnya setelah kemerdekaan
diproklamasikan.
3. Undang-Undang
Dasar Amerika disusun beberapa tahun sesudah kemerdekaan diproklamasikan. Undang-undang
dasar negara kita, Undang-Undang Dasar 1945 disusun sebelum kemerdekaan
diproklamasikan.
4. Revolusi
Amerika berpengaruh terhadap bangsa-bangsa yang masih terjajah. Semangat revolusi
itu, yakni semangat melepaskan diri dari penjajahan, mengilhami perjuangan
bangsa-bangsa terjajah itu. Deklarasi Kemerdekaan Amerika, khususnya mengenai
hak-hak asasi manusia, besar pula pengaruhnya. Deklarasi itu antara lain
mempengaruhi Revolusi Prancis
0 Comments: