Tentara Adalah Tentara
Suatu
hal yang menjadi fikiran Jenderal Sudirman ialah kedudukan tentara dan laskar. Kenyataannya
bahwa rupanya masih jauh jalan yang harus ditempuh oleh TKR untuk menjadi
tentara negara yang satu. Sebagaimana dimaklumi pembentukan TKR diumumkan
dengan Maklumat Pemerintah tertanggal Jakarta 5 Oktober 1945. Tentara Keamanan
Rakyat itu menjadi Tentara Keselamatan Rakyat dengan Penetapan Pemerintah 7
Januari 1946.
Di
samping itu, soal kelaskaran adalah soal yang sulit dan penuh bahaya yang
sungguh-sungguh. Ia harus dihadapi dengan hati-hati. Tentara dan lebih-lebih
lagi laskar-laskar, bukanlah semata-mata alat negara melainkan pertama-tama
adalah alat perjuangan rakyat yang disusun oleh rakyat sendiri. Tentara seharusnya
adalah alat negara akan tetapi dewasa itu baru pada fase menuju ke arah itu.
Demikian
pula soal ideologi. Malah soal-soal politik turut difikirkan oleh tentara. Kebanyakan
mereka terdiri dari pemuda-pemuda yang sebagai patriot hanya berhasrat berjuang
untuk kemerdekaan. Mereka tiada berfikir sama sekali untuk menjadi militer yang
sebenarnya. Politik pemerintah dan oposisi mereka ikuti dengan minat penuh. Sikap
pro dan kontra sering pula mereka nyatakan.
TKR
hidup dalam suasana pergejolakan politik dan menjadi faktor politik pula. TKR mempunyai
posisi di samping pemerintah dalam menghadapi musuh dan menjaga keamanan dalam
negeri. Mempunyai posisi pula di samping partai-partai dengan badan-badan
perjuangannya. TKR sadar akan posisinya yang demikian.
Jenderal Soedirman duduk paling depan (kiri) sedang menyaksikan pelaksanaan latihan
perang di sekitar Borobudur pada tahun 1947.
Sesungguhnya
justru kesadaran kepada ideologi, kesadaran kepada politik itulah dasar
perjuangannya. Kesadaran itulah syarat mutlak untuk penyelenggaraan setiap
perang gerilya rakyat. Mau tidak mau, tiap pemerintah yang mempergunakan
tentara gerilya, tentara rakyat, haruslah memenuhi syarat mutlak demikian. Maka
karena itu kelirulah untuk segera memperlakukan TKR sebagai alat negara
semata-mata.
Sering
dialami bahwa hal-hal itulah yang merupakan keberatan bagi laskar-laskar untuk
bergabung ke dalam tentara. Mereka tidak bersedia menjadi alat negara dalam
tangan pemerintah. Mereka menganggap dirinya hanya sebagai alat perjuangan
rakyat. Memang jelas dalam teorinya akan tetapi sulit mempraktekkannya. Karena,
siapakah rakyat itu?
Biasanya
mereka sendirilah yang menjadi rakyatnya sehingga pada prakteknya merekalah
yang berdaulat sendiri. Dalam eksesnya ada yang mewujudkan kedaulatan partai
yang berdiri di samping kekuasaan negara atau yang mewujudkan kedaulatan
senjata. Siapa yang bersenjata dialah yang kuasa.
Masih
jauh kiranya bagi mereka untuk sampai kepada pengertian bahwa negara adalah
organisasi perjuangan rakyat. Juga bahwa tentara adalah satu anggota dari badan
organisasi itu. Pada tahap dewasa itu tiap partai menyusun organisasi seperti
negara. Lengkap dengan departemen pertahanan dan markas besarnya.
Bagaimana
sikap Jenderal Sudirman?
Panglima
Besar itu dewasa itu bertindak selaras dengan pengertian bahwa tentara adalah
alat revolusi dan alat perjuangan. Jadi, bukan semata-mata alat pemerintah. Pidato-pidato
Jenderal Sudirman mengupas soal-soal politik dan khusus soal hubungan dengan
Belanda. Dia berusaha menghubungkan pemerintah “sayap kiri” dengan oposisi “persatuan
perjuangan”. Dia selalu mengambil bagian dalam pertemuan-pertemuan yang penting
dari pemerintah maupun dari pihak oposisi.
Pengertian
tentara sebagai alat perjuangan rakyat sangat disuburkan oleh faktor bahwa KNI
setempatlah yang pada mulanya menyusun BKR dan TKR dan KNI ini pulalah yang
mula-mula membiayai atau memperlengkapi sebagian daripada kebutuhan mereka. Tentara
dan laskar-laskar lebih merasakn diri sebagai alat rakyat yang langsung
daripada sebagai alat negara yang dikuasai oleh pemerintah.
Posisi
Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar pilihan memang kuat. Dia mengartikan
kegoyahan (kelabilan) politik dalam ucapan:
“kabinet
boleh berganti lima kali sehari, ‘tapi tentara tetap tentara’.
Dan
hal itu diucapkannya dalam berbagai pertemuan.
menarik
ReplyDelete