SOEHARTO DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
Soeharto,
sosok Presiden kedua RI memiliki karisma tersendiri di mata rakyatnya.
Pandangan terhadap Soeharto sangatlah lengkap, mantan presiden yang dicintai,
dipuja, dikagumi, sekaligus dibenci, dicaci dan disumpah. Setiap kehidupan
memang tak akan pernah lepas dari dua hal. Adanya siang karena ada malam,
adanya kemarau karena ada hujan. Demikian seperti halnya seorang manusia, ada
yang menyukai dan ada pula yang membenci.
Kepemimpinan
Soeharto pun demikian, menjadi presiden selama lebih dari tiga puluh tahun
membuat banyak yang menyukainya, tetapi lebih banyak pula yang membencinya. Kita
tak akan meneruskan pembahasan tentang berbagai kontroversi seputar Soeharto,
karena yang kita kuak adalah sisi lain secara manusiawi segala yang menyangkut
hubungan dengan Soeharto selaku manusia, ayah, suami dan kepala negara.
Kiprah
Soeharto sebagai Prajurit TNI AD
1 Juni 1940
Diterima
menjadi prajurit militer Hindia Belanda (KNIL) dan mendapat pendidikan di
Gombong, Jawa Tengah.
1942
Bergabung
dengan Pembela Tanah Air (PETA) pasukan bentukan Jepang.
5 Oktober 1945
Diterima
secara resmi menjadi anggota TNI
1 Maret 1949
Bergabung dan
memimpin pasukan dalm serangan umum melawan Belanda yang disebut dengan
Serangan Umum 1 Maret atau 6 jam di Yogya.
1 Maret 1953
Diangkat
menjadi Komandan Resimen Infanteri 15 dengan pangkat Letnn Kolonel
3 Juni 1956
Kepala Staf
Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro, Semarang.
1 Januari 1957
Pangkat
Soeharto naik menjadi Kolonel
17 Oktober
1959
Lembaran hitam
karena menyalahgunakan institusi untuk berbisnis
1 Januari 1960
Setelah
selesai sekolah SESKOD di Bandung, pangkat Soeharto menjadi Brigadir Jenderal.
1 Oktober 1961
Menjadi
Panglima Korps Tentara I Caduad (Cadangan Umum Angkatan Darat) merangkap dengan
panglima Kohanudad )Komando Pertahanan Angkatan Darat)
1 Januari 1962
Pangkat Soeharto naik menjadi
Mayor Jenderal. Menjadi Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
merangkap Deputi Wilayah Indonesia Timur di Makassar.
1 Mei 1963
Diangkat menjadi Panglima Komando
Strategis AD.
3 Oktober 1965
Diangkat menjadi Panglima Komando
Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban.
14 Oktober 1965
Diangkat menjadi Menteri Panglima
AD menggantikan A. Yani
11 Maret 1966
Menerima Surat Perintah 11 Maret
12 Maret 1966
Membubarkan PKI
1 Juli 1966
Diangkat menjadi Jenderal bintang
empat
22 Februari 1967
Ditunjuk menjadi presiden sampai
terpilihnya presiden oleh MPR hasil Pemilu
27 Maret 1968
Diangkat menjadi Presiden RI oleh
MPR hasil Pemilu merangkap Menteri Pertahanan dan keamanan
10 Juni 1968
Pengangkatan dan pelantikan
Menteri pada era Orde Baru dengan nama Rencana Pembangunan Lima Tahun I
(Repelita I).
23 Maret 1973
Terpilih menjadi presiden untuk
yang kedua kalinya dengan wakil Sri Sultan Hamengkubuwono IX
22 Maret 1978
Terpilih menjadi presiden untuk
yang ketiga kalinya dengan wakil Adam Malik
1 Maret 1983
Terpilih menjadi presiden untuk
yang keempat kalinya dengan wakil Umar Wirahadikusuma
10 Maret 1988
Terpilih menjadi presiden untuk
yang kelima kalinya dengan wakil sudharmono
10 Maret 1993
Terpilih menjadi presiden untuk
yang keenam kalinya dengan wakil Jenderal Try Sutrisno
39 September 1997
Menerima penghargaan sebagai
Jenderal Besar
17 Maret 1998
Terpilih menjadi presiden untuk
yang ketujuh kalinya dengan wakil BJ Habibie
21 Mei 1998
Mundur dari jabatan presiden dan
diganti oleh BJ Habibie
Mengenang Keberhasilan
Kepemimpian Soeharto
Sebagai seorang
presiden, Soeharto sama seperti manusia lainnya. Ada yang suka dan mendukung
dan banyak pula yang tidak suka dan mengkritik. Kadangkala ada yang datang jika
dijanjikan manis dan kemudian berkhianat saat telah memperoleh hasil yang
diharapkan. Meskipun demikian, kita tak bisa menutup mata terhadap keberhasilan
Soeharto mengawal RI dari masa terpuruk dan posisi pengimpor beras terbesar
menjadi negara yang cukup disegani dan berswasembada pangan.
Semenjak awal
pemerintahannya, Soeharto mencanangkan adanya rencana pembangunan yang disebut
dengan Repelita, yaitu Rencana Pembangunan Lima Tahun dan Trilogi Pembangunan.
Dengan adanya perencanaan yang terstuktur dalam membangun bangsa dan masyarakat
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 45, diharapkan Indonesia dapat menjadi
negara yang berkembang ke arah kemajuan signifikan.
Trilogi
Pembangunan yang dicanangkan oleh Soeharto, adalah sebagai berikut
1) Stabilitas Keamanan
Dalam buku Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya
disebutkan tentang penjelasan Soeharto mengenai Petrus (penembakan misterius)
sebagai berikut:
“Pers ramai menulis kematian misterius sejumlah orang
dengan menyebutkan penembakan misterius atau disingkat dengan sebutan petrus.
Kalangan cendekiawan dan juga di forum-firum internasional ada yang
menyinggungnya, mengeksposnya. Dia tidak
mengerti masalah sebenarnya. Kejadian itu misterius juga tidak. Masalah
sebenarnya didahului oleh ketakutan yang dirasakan rakyat. Ancaman-ancaman yang
datang dari orang-orang jahat, perampok, pembunuh dan sebagainya. Seolah-olah
ketenteraman di negeri ini tidak ada. Yang ada seolah-olah rasa takut saja.
orang-orang jahat itu tidak hanya melanggar hukum, akan tetapi sudah bertindak
melebihi batas perikemanusiaan. Umpamanya saja orangtua sudah dirampas kemudian
masih dibunuh. Perempuan yang diambil kekayaannya da si istri orang lain itu
masih juga diperkosa oleh orang jahat itu di depan seaminya. Itu sudah
keterlaluan. Apa hal itu mau didiamkan saja? kita harus mengadakan treatment,
tindakan yang tegas. Tindakan tegas bagaimana? Ya, harus dengan kekerasan.
Tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, dor! Dor! Begitu saja,
bukan! Tetapi yang melawan, ya mau tidak mau harus ditembak. Supaya, orang
banyak mengerti bahwa terhadap perbuatan kejahatan masih ada yang bisa
bertindak dan mengatasinya. Maka meredalah kejahatan-kejahatan yang menjijikkan
itu.”
2) Stabilitas Politik dan Pemerintahan
Pencapaian stabilitas politik dan keamanan diraih
dengan membangun konsensus berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Dua konsesus yang
dijalankan Soeharto untuk mencapai stabilitas politik dan pemerintahan adalah
sebagai berikut.
·
Konsensus bahwa Pancasila merupakan manajemen
multikulturalisme Nusantara. Dengan berbekal pancasila, perbedaan ada istiadat
dan budaya bisa terakomodasi dalam satu wadah, ranah politik juga harus
dikelola dalam satu payung ideologi, yaitu Pancasila.
·
Konsesnsus untuk menyederhanakan partai politik
agar tidak terlampau banyak sehingga lebih hemat. Masaing-masing kelompok dan
kecenderungan tertentu diwadahi dalam satu partai. Misalnya kelompok nasionalis
dalam PDI, kelompok islam PPP dan kalangan nasionalis religius dalam GOLKAR
3) Stabilitas Eonomi
Lengkaplah sudah tiga ideologi pembangunan yang dapat
mengantar kesuksesan masyarakat Indonesia dalam membangun diri, keluarga, serta
bangsanya. Pekerjaan rumah bagi stabilitas dan rehabilitas di masa awal
pemerintahan Soeharto antara lain:
·
Menyelesaikan konflik internal dan eksternal,
masalah sosial dan pemberontakan
·
Menyelesaikan utang luar negeri
·
Mengurangi laju inflasi
·
Rehabilitas infrastruktur
·
Meningkatkan ekspor
·
Menyediakan bahan pangan dan sandang bagi
masyarakat
·
Mengatasi berhentinya industri, pengangguran,
krisis neraca pembayaran, menurunnya cadangan devisa dan tunggakan utang luar
negeri.
Berikut beberapa keberhasilan
yang dicapai selama masa kepemimpinan Soeharto sebagai Presiden RI selama
jangka waktu 32 tahun.
1. Stabilisasi nasional bisa terjaga
Terlepas dari masalah pelanggaran HAM atau tidak,
terbukti selama kepemimpinan Soeharto stabilitas nasional Negara Indonesia bisa
terjaga dengan baik. Dengan terjaganya stabilitas nasional, investor dengan
senang hati melakukan investasi dan pembangunan perusahaan di Indonesia yang
berarti lapangan kerja juga terbuka luas. Dengan stabilitas nasional yang
terjaga, pembangunan lebih mudah dilakukan dan mencapai kesuksesan.
2. Kebebasan beragama menurut sila Ketuhanan
Yang Maha Esa bisa terselenggara dengan saling bertoleransi
Tak bisa menutup mata, toleransi antar-umat beragama
di era kepemimpinan Soeharto sangat terpelihara. Hampir tak pernah ada
pertikaian yang disebabkan perbedaan agama. Padahal, Soeharto notabene beragama
Islam dan berasal dari suku Jawa. Kesemuanya tidak lantas menjadikan Soeharto
luput memerhatikan pemuluk agama lainnya.
3. Berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia
Di bawah kepemimpinan Soeharto, Indonesia mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonominya secara signifikan. Dari pertumbuhan ekonomi
minus 2,25% di tahun 1963 langsung menjadi plus 12% di tahun 1969. Selanjutnya
Indonesia berhasil masuk ke dalam kelompok negara ekonomi industri baru karena
mengalami peningkatan pendapatan per kapita sampai 3 kali lipat dari tahun 1969
sampai 1990.
4. Indonesia mampu berswasembada pangan di
tahun 1984
Program pertanian dan perhatian yang ekstra terhadap
para petani membuat Indonesia mampu menjadi sosok negara yang berswasembada
pangan. Bahkan di tahun 1984, Soeharto didapuk untuk tampil di depan podium
pada acara Konfrensi ke 23 Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Dalam
acara tersebut sekitar 165 negara anggota mengirimkan wakilnya.
mereka kagum dengan Indonesia yang mampu berswasembada pangan. Kesuksesan Soeharto yang bekerja keras memajukan bidang agraris mulai awal kepemimpinannya baru bisa dirasakan lebih dari sepuluh tahun kemudian. Mereka kagum dengan Indonesia yang mampu berswasembada pangan. Kesuksesan Soeharto yang bekerja keras memajukan bidang agraris mulai awal kepemimpinannya baru bisa dirasakan lebih dari sepuluh tahun kemudian.
mereka kagum dengan Indonesia yang mampu berswasembada pangan. Kesuksesan Soeharto yang bekerja keras memajukan bidang agraris mulai awal kepemimpinannya baru bisa dirasakan lebih dari sepuluh tahun kemudian. Mereka kagum dengan Indonesia yang mampu berswasembada pangan. Kesuksesan Soeharto yang bekerja keras memajukan bidang agraris mulai awal kepemimpinannya baru bisa dirasakan lebih dari sepuluh tahun kemudian.
5. Kesuksesan program KB
Soeharto bukan hanya mengarahkan pembangunan di bidang
pertanian dalam mencapai swasembada pangan saja. pertumbuhan penduduk Indonesia
juga diperhatikan. Oleh karenanya Indonesia memiliki Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional). Badan ini bergerak di bidang perencanaan peprtumbuhan
penduduk dan penyuluhan KB di seluruh Indonesia. Dengan adanya penyuluhan KB
dan pemberian alat kontrasepsi gratis, pertumbuhan penduduk bisa di tekan.
Harapan Soeharto dan pasti harapan seluruh bangsa Indonesia adalah apabila
memiliki anak sesuai rencana, bisa memenuhi kebutuhan pangan dan pendidikannya.
Pengalaman masa kecil yang tak bisa meneruskan sekolah membuat Soeharto
berpikir tentang KB.
Untuk keberhasilan Soeharto dalam program kependudukan
ini, penghargaan secara pribadi diterimanya dari PBB, yaitu UN Population
Award. Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi di bidang kependudukan.
Dalam pidatonya di markas besar PBB di New York tanggal 8 Juni 1989, Soeharto
menandaskan bahwa perencanaan kependudukan memang sebaiknya dilakukan karena
mustahil Indonesia bisa berswasembada pangan bila pertumbuhan tidak terkendali,
sedangkan produksi beras mengalami
peningkatan yang tidak banyak.
6. Kesuksesan program wajib belajar 9 tahun
Soeharto yang merasa bahwa pendidikannya tak sesuai
harapan, mengusahakan terbentuknya sekolah dan lembaga pendidikan yang murah
serta terjangkau oleh masyarakat luas. Dibangunnya gedung sekolah dan
penyediaan tenaga guru samapi ke pelosok daerah untuk mendukung program
pendidikan yang disebutnya sebagai wajib 9 tahun, yaitu semenjak SD sampai
lulus SMP. Dengan kualitas pendidikan yang meningkat, Soeharto berharap
kualitas manusia Indonesia meningkat pula, termasuk kesejahteraan ekonomi dan
keluarga masing-masing turut terbawa.
7. Iklim investasi di Indonesia yang cukup
baik
Stabilitas nasional yang kondusif membuat iklim
investasi di Indonesia sangat baik. Sehinngga bisa meningkatkan modal baik dari
dalam negeri/domestik maupun dari luar negeri/asing. Penanaman modal domestik
atau dalam negeri meningkat kurang lebih 50,43% per tahun dalam kisaran
1976-1997. Sementara modal asing meningkat kurang lebih 42,10% per tahun selama
kurun waktu 1977-1997.
8. Penyediaan kebutuhan papan melalui Perumnas
atau Perumahan Nasional
Selama kurun waktu 1978-1983 masyarakat Indonesia
diberi kemudahan untuk memiliki rumah. Perumnas membangun sekitar 441.923 unit
rumah di era tersebut dengan kepemilikan rumah yang mudah melalui KPR atau
Kredit Kepemilikan Rumah.
9. Mengembangkan BUMN Strategis bagi
peningkatan kesejahteraan dalam rangka pembangunan bangsa dan Negara Indonesia
Berikut BUMN Strategis yang dibangun dan dibesarkan di
era pemerintahan Soeharto
·
PT. IPTN
Singkatan dari Industri Pesawat Terbang Nusantara yang
berdiri tahun 1976. IPTN bergerak dalam bidang kedirgantaraan.
·
PT.PAL
Singkatan dari Perseroan Terbatas Penataran Angkatan
Laut yang berdiri tahun 1980.
·
PT. Pindad
Singkatan dari Perindustrian Angkatan Darat berdiri
tahun 1950 yang beregrak dalam persenjataan. Saat ini PT. Pindad tak lagi
dikelola oleh AD tetapi menjadi BUMN.
·
PT. Dahana
Berdiri tahun 1975 yang bergerak dalam bidang produksi
bahan peledak
·
PT. INKA
Singkatan dari Industri Nasional Kereta Api yang
berdiri tahun 1981 dan bergerak di bidang perkeretaapian
·
PT. INTI
Singkatan dari Industri Telekomunikasi Indonesia yang
berdiri tahun 1974 dan bergerak dalam bidang telekomunikasai.
·
PT. Krakatau Steel
Berdiri tahun 1970 dan bergerak dalam bidang usaha
produksi baja.
·
PT. Boma Bisma Indra
Berdiri tahun 1971 dan bergerak dalam bidang produksi
kontainer
·
PT. Barata
Berdiri tahun 1971 yang bergerak dalam bidang
pengecoran.
·
PT.LEN
Singkatan dari Lembaga Elektronika Nasional yang
berdiri tahun 1985 dan bergerak dalam bidang elektronika.
·
PT.Telkom
Beregrak dalam bidang telekomunikasi
·
PT.Indosat
Bergerak dalam bidang operator satelit
10. Mengembangkan organisasi regional ASEAN
sehingga diperhitungkan di mata dunia Internasional
Soeharto memiliki pemikiran praktis dan suka akan
persahabatan. Hal ini dibuktikannya dengan merangkul negara-negara di kawasan
Asia Tenggara untuk bersama-sama mendirikan ASEAN. Adanya organisasi
negara-negara Asia Tenggara ini bukan hanya bermanfaat bagi negara di kawasan
ini saja yang bisa bersahabat dengan damai, bekerja sama dan saling membantu.
Adanya ASEAN juga dirasakan dampak positifnya oleh Negara Australia. Perdana
Menteri Australia Paul Kreating memuji usaha Soeharto menghidupkan ASEAN
sehingga menyebut Presiden RI ini sebagai sosok ayah.
0 Comments: