Association of South East Asia Nations (ASEAN)

September 23, 2017 0 Comments

A.      Latar Belakang Terbentuknya ASEAN
Wilayah Asia Tenggara dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu daerah semenanjung Asia Tenggara dan daerah kepulauan. Daerah semenanjung Asia tenggara terdiri dari negara Birma, Muang Thai, Kamboja, Laos dan Vietnam. Sedangkann daerah kepulauan terdiri dari negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Papua Nugii dan Brunai Darussalam.
Kedua kelompok wilayah Asia tenggara secara fisik dipisahkan oleh Laut Cina Selatan, Selat Malak dan laut Nusantara. Walaupun tampaknya wilayah Asia tenggara ini terpisah-pisah, tetapi secara politis dan ekonomis tidaklah demikian. Adanya laut merupakan unsur pemersatu dan menjadi sumber kehidupan bagi penduduk di kawasan ini.
ASEAN merupakan organisasi kerjasama negara-negara dikawasan (region) Asia Tenggara yang dibentuk berdasarkan Deklarasi bangkok 8 Agustus 1967. Pembentukan ASEAN didasarkan pada persamaan sejarah, persamaan nasib dan persamaan kebudayaan diantara negara-negara dikawasan Asia tenggara dan yang tidak kalah pentingnya adalah persamaan letak geografisnya.

B.      Upaya Merintis Pembentukan ASEAN
Upaya merintis kerjasama regional bangsa-bangsa Asia Tenggara telah dimulai sejak jaman kerajaan-kerajaan di kawasan Asia Tenggara mencapai puncak kejayaannya. Akan tetapi upaya tersebut gagal karena masing-masing kerajaan itu hancur bersamaan dengan datangnya pengaruh asing yang dibawa oleh orang Eropa.
Upaya menghidupkan kembali kerjasama regional Asia Tenggara mulai dirintis kembali setelah penyelenggara Konferensi Asia Afrika I di bandung tahun 1955. Upaya menghidupkan kembali kerjasama bangsa-bangsa Asia tenggara mulai dicetuskan pada tahun 1961. Pada waktu itu Presiden Macapagal dari Filipina mengajukan gagasan dibentuknya Maphilindo (Malaysia, Filipia dan Indonesia), suatu bentuk kerjasama antar bangsa yang bergerak dalam bidang politik, ekonomi dan kebudayaan. Maphilindo mendapat tantangan keras dari pihak komunis di negara-negara yang bersangkutan. Kedudukan Maphilindo semakin lemah setelah Inggris mensponsori pembentukan Federasi Malaysia pada tahun 1963
Federasi Malaysia merupakan taktik Inggris untuk membnetuk suatu federasi yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia), Singapura, Brunai, Serawak dan Sabah. Tetapi gagasan federasi malaysia ditentang keras oleh Indonesia karena Indonesia menganggap bahwa Federasi Malaysia merupakan cara-cara Inggris untuk melindungi kepentingannya di Asia Tenggara. Partai Komunis Indonesia mengganggap federasi tersebut sebagai alat kapitalisme dalam membentuk neo kolonialisme.
Untuk menyelesaikan krisis ini, Indonesia, Filipina dan malaysia mengadakan Konferensi tingkat tinggi di Manila (5 – 8 – 1963) dan berhasil menyusun persetujuan (Persetujuan Manila) yang pada pokoknya berisi :
1.    Menyetujui pembentukan Musyawarah Maphilindo, yaitu musyawarah antara Indonesia, malaysia dan filipina.
2.    Meminta kepada Sekretaris Jendral PBB (U Than) untuk meneliti dan memastikan kehendak rakyat Brunai, Serawak dan Kalimantan Utara sesuai dengan Sidang Umum PBB.
Sebelum ASEAN terbentuk, pemerintah Malaysia, Filipina da Muang Thai membentuk kerjasama dalam mengatasi ancaman kekuasaan komunisme yang telah menguasai Vietnam, Laos dan Kamboja (Indo – Cina). Kerjasama yang dibentuk oleh Muang Thai, Filipina dan malaysia bernama Association of South-East Asia (ASA).
C.      Pembentukan ASEAN
Kerjasama dalam bidang politik, ekonomi dan kebudayaan diantara negara-negara Asia tenggara dirasaka sangat penting mengingat Asia tenggara secara geografis merupakan kawasan yang sangat strategis dan rawan bagi keamanan, serta berada di antara dua kekuatan yang saling bertentangan (komunisme-liberalisme).
Disamping itu juga para pemimpin negara-negara di Asia tenggara merasakan pentingnya suatu kerjasama dalam regional tertentu untuk ikut serta dalam memelihara ketertiban dan keamanan dunia. Untuk itulah Indonesia beserta Malaysia, Filipina, Singapura dan Muang Thai mengadakan pertemuan tingkat tinggi (KTT) di bangkok. KTT Bangkok menghasilkan Deklarasi bangkok yang ditandatangai pada tanggal 8 Agustus 1967 sebagai dasar pembentukan ASEAN (Association of South East Asia Nations).
Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh para Menteri Luar negeri dari lima anggota ASEAN, yaitu :
1.       Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia
2.       Narcisco Ramos, Menteri Luar Negeri Filipina
3.       Thanat khoman, Menteri Luar Negeri Muang Thai
4.       S. Rajaratnam, Menteri Luar Negeri Singapura
5.       Tun Abdul Razak, Menteri Luar Negeri malaysia

Kelima negara merupakan pendiri AEAN dan menjadi anggota ASEAN yang pertama. Adapun tujuan dibentuknya kerjasama regional Asia Tenggara (ASEAN) sebagaimana ditegaskan dalam Deklarasi Bangkok (1967 adalah sebagai berikut:
a.       Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di Asia Tenggara melalui usaha-usaha bersama dalam semangat persamaan persahabatan untuk memperkuat fondasi bagi kesejahteraan dan terciptanya masyarakat damai di kawasan Asia Tenggara.
b.      Memajukan perdamaian dan stabilitas regional Asia tenggara dengan menghormati hukum dan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Piagam PBB
c.       Memajukan kerjasama aktif dan tukar-menukar bantuan antar negara anggota dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi
d.      Menyediakan bantuan bagi masing-masing anggota dalam bentuk latihan dan penelitian dalam bidang pendidikan, teknik dan profesi dan dalam lapangan administrasi.
e.      Mengadakan kerjasama dalam bidang pertania, industri, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, serta berusaha untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.
f.        Memajukan studi tentang Asia tenggara
g.       Memelihara dan meningkatkan kerjasama dengan organisasi regional da internasional yang telah ada, yang bermanfaat bagi negara-negara anggota ASEAN


Lambang ASEAN

Para Menteri Luar Negeri Yang Menandatangani
Deklarasi Bangkok (8 Agustus 1967)

D.      Kelengkapan ASEAN
a.       Sekretariat ASEAN
b.      Komite-komite
1.       Komite perdagangan dan Pariwisata
2.       Komite pangan, pertanian dan Kehutanan
3.       Komite Industri, perdagangan dan Energi
4.       Komite Transpor dan Komunikasi
5.       Komite Keuangan dan Perbankan
6.       Komite Perkembangan Sosial
7.       Komite Kebudayaan dan Informasi
8.       Komite Pengetahuan dan Teknologi
E.       KTT ASEAN
a.       KTT ASEAN I (Denpasar, 23-24 Februari 1976)
b.      KTT ASEAN II (Kuala Lumpur, 4-5 Agustus 1977)

c.       KTT ASEAN III ( Manila, Desember 1987)

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 Comments: