IBNU BAJAH (Sang Ilmuwan Serba Bisa)

October 10, 2017 0 Comments


Nama Lengkap Ibnu Bajah adalah Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh. Ia merupakan filsuf dan dokter muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Avempace. Ia lahir di Saragossa tempat yang kini bernama Spanyol dan meninggal di Fez (Maroko) pada tahun 1138. Pemikiran Ibnu Bajah memiliki pengaruh yang jelas terhadap Ibnu Rusyd. Sayangnya, kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap dan teratur, karena kematiannya yang terasa begitu cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang kedokteran, matematika dan astronomi.
Sumbangan utama Ibnu Bajah bagi filsafat Islam ialah gagasannya terhadap fenomenologi jiwa. Sayangnya, gagasan ini tidak lengkap pula, sebagaimana yang tertuang dalam bukunya yang berjudul Gharih dan Motivathhed; ekspresi yang diakui dan terkenal sebagai Gnostik Islam.
A.   Si Anak Emas
Avempace, begitulah ilmuwan Barat biasa menyebut Ibnu Bajah, ilmuwan muslim terkemuka pada era kejayaan Islam Spanyol. Ziauddin Sardar dalam bukunya, Science in Islamic Philosophy, menobatkan Ibnu Bajah sebagai sarjana muslim multitalenta. Ibnu Bajah dikenal sebagai seorang astronom, musisi, dokter, fisikawan, psikolog, pujangga, filsuf, ahli logika serta matematikus.
Sejatinya, Ibnu Bajah bernama Abu Bakar Muhammad ibnu Yahya ibnu Asy-Sayigh. Namun, ia lebih populer dengan panggilan Ibnu Bajah yang berarti “anak emas”. Sang ilmuwan agung ini terlahir di Saragosa, Spanyol pada tahun 1082 M. Ibnu bajah mengembangkan beragam ilmu pengetahuan pada zaman kekuasaan Dinasti Murabbitun.
Ibnu Bajah dikenal sebagai penyair yang hebat. Pamornya sebagai sorang sastrawan dan ahli bahasa begitu mengilap. Salah satu bukti kehebatannya dalam bidang sastra dibuktikanya dengan meraih kemenangan dalam kompetisi puisi bergengsi pada zamannya. Emilio Gracia Gomes dalam esainya yang bertajuk Moorish Spain mencatat Ibnu Bajah sebagai seorang sastrawan hebat.
Menurut seorang penulis kontemporer, Ibnu Khaqan, selain dikenal sebagai seorang penyair, Ibnu bajah juga dikenal sebagai musisi. Ia piawai bermain musik, terutama gambus dan yang lebih mengesankan lagi, Ibnu Bajah adalah ilmuwan yang hafal al-Qur’an. Selain menguasai beragam ilmu, Ibnu Bajah pun dikenal pula sebagai politikus ulung.
Kehebatan Ibnu Bajah dalam berpolitik mendapat perhatian dari Abu Bakar Ibrahim, Gubernur Saragosa. Ia pun diangkat sebagai menteri semasa Abu Bakar Ibrahim berkuasa di Saragosa. Setelah itu, selama 20 tahun, Ibnu bajah pun diangkat menjadi menteri oleh Yahya ibu Yusuf ibnu Tashufin, saudara Sultan Dinasti Murrabitun, Yusuf ibnu Tashufin.
Kehebatan Ibnu Bajah dalam filsafat setara dengan Al-Farabi ataupun Aristoteles. Pemikirannya tentang filsafat sangat mempengaruhi Ibnu Rusyd dan Albertus Magnus. Ibnu Bajah menemukan gagasan filsafat ketuhanan. Ia menetapkan manusia bisa berhubungan dengan akal fa’al melalui perantara ilmu pengetahuan dan pembangunan potensi manusia.
Menurut Ibnu Bajah, manusia bisa mendekati Tuhan melalui amalan berpikir, tidak semestinya melalui amalan tasawuf yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali. Dengan ilmu dan amalan berpikir tersebut, segala keutamaan dan perbuatan moral dapat diarahkan untuk memimpin dan menguasai jiwa. Ia meyakini usaha ini bisa menumpas sifat hewan yang bersarang di dalam hati dan diri manusia.
Pandangan filsuf multitalenta itu dipengaruhi oleh ide-ide Al-Farabi. Ia menuangkannya dalam risalah Al-Wida dan kitab Tadbir al-Muttawwahid. Di dalam risalah dan kitab tersebut, terlihat jelas pembelaanya terhadap karya-karya Al-Farabi dan Ibnu Sina. Sebagian pemikir mengatakan bahwa kitab Tadbir al-Mutawwahid sama dengan buku Al-Madinah al-Fadhilah yang ditulis oleh Al-Farabi.
Al-Farabi dan Ibnu Bajah meletakkan imu untuk mengatasi segala-galanya. Mereka hampir sependapat bahwa akal dan wahyu merupakan satu hakikat yang padu. Upaya untuk memisahka keduanya hanya akan melahirkan sebuah masyarakat dan negara yang pincang. Oleh sebab itu, akal dan wahyu harus menjadi dasar dan asas pembinaan sebuah negara, serta masyarakat yang bahagia.
Ibnu Bajah pun sangat menguasai logika. Menurutnya, sesuatu yang dianggap ada, baik ada atau tidak ada, bergantung pada keyakinan keberadaannya atau tegasnya menjurus pada sebuah kemungkinan. Justru, sesuatu yang diyakini itulah yang menjadi satu kebenaran dan sesuatu kemungkinan itu boleh jadi mungkin benar dan tidak benar.
Kenyataannya, banyak perkara di dunia yang tidak dapat diuraikan menggunakan logika. Jadi, Ibnu Bajah belajar ilmu-ilmu lain untuk membantunya memahami hal-hal yag berkaitan dengan metafisika, seperti ilmu sains dan fisika.
Ibnu Bajah juga terkenal dengan ungkapan yang menyebut manusia sebagai “makhluk sosial”. Pendapat itu dilontarkan jauh sebelum sarjana Barat mencetuskannya. Ia pun telah menguraikan konsep masyarakat madani dalam tulisannya pada abad ke-11 M. Kehebatannya dalam berbagai ilmu membuat banyak kalangan benci dan iri. Ia pun akhirnya meninggal dunia akibat diracun pada tahun 1138.
B.    Karya Besar
Sebagai ilmuwan agung, Ibnu Bajah sangat produktif dan menghasilkan beragam karya. Karya-karya Ibnu Bajah yang ditulis dalam bahasa Arab banyak mempengaruhi peradaban Barat. Betapa tidak, buah pikirnya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Yahudi dan Latin. Kini, manuskrip asli dan terjemahannya masih tersimpan di Perpustakaan Bodlein, Perpustakaa Berlin dan Perpustakaan Escurial (Spanyol).
Buah pikir Ibnu Bajah yang paling populer adalah risalah Al-Wida. Di dalamnya, Ibnu Bajah menceritakan tentang ketuhanan, kewujudan manusia dan alam, serta uraian mengenai bidang pengobatan. Karya Ibnu Bajah lainnya yang berpengaruh adalah kitab Tadbir al-Mutawahhid. Kitab itu mengungkap pandangannya dalam bidang politik dan filsafat. Ia lebih menekankan kehidupan indidvidu dalam masyarakat yang disebut mutawahhid. Tadbir al-Mutawahhid itu diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol.
Karya lain Ibnu Bajah adalah  risalah Al-Ittisal al-Aql bi al-Iman. Karya yang satu ini mengupas secara detail tentang hubungan akal dengan manusia. Ibnu Bajah juga menulis sebuah kitab yang berjudul An-Nafs, yang membicarakan persoalan jiwa. Kitab itu juga menerangkan persoalan yang berkaitan dengan jiwa manusia dan Tuhan, serta pencapaian manusia yang tertinggi daripada kewujudan manusia, yaitu kebahagiaan. Pembicaraan itu banyak dipengaruhi oleh gagasan pemikiran filsafat Yunani, seperti Aristoteles, Galenos, Al-Farabi dan Ar-Razi.
“Perpustakaan Berlin menyimpan 24 risalah manuskrip karangan Ibnu Bajah. Di antaranya ialah tardiyyah (syair-syair), risalah Al-Akhlaq, kitab An-Nabat dan risalah Al-Ghayah al Insaniyyah,” ujar Carra de vaux.
Ibnu bajah merupakan ilmuwan yang hebat dan sangat dihormati sepanjang sejarah. “Kedudukan Ibnu bajah setara dengan Ibnu Rusyd, Ibnu Sina dan Al-Farabi,” ungkap Ibnu Khaldun.
C.    Kontribusi Ibnu Bajah di Bidang Sains dan Filsafat
1.       Astronomi
Ibnu Bajah amat berperan dalam mengembangkan ilmu astronomi Islam. Seorang ilmuwan Yahudi dari Andalusia, Moses Maimonides, menyatakan bahwa Ibnu Bajah telah mencetuskan sebuah model planet. “Saya pernah mendengar Ibnu Bajah menemukan sebuah sistem yang tak menyebut terjadinya epicycles. Saya belum pernah mendengar itu dari muridnya,” ungkap Maimonides.
Selain itu, Ibnu Bajah pun telah mengkritisi pendapat Aristoteles tentang meteorologi. Bahkan, ia telah mengungkapkan sendiri teorinya tentang galaksi Bimasakti. Ibnu Bajah menegaskan galaksi Bimasakti sebagai sebuah fenomena luar angkasa yang terjadi di atas bulan dan wilayah subbulan.
Pendapat Ibnu Bajah itu dicatat dalam Ensiklopedia Filsafat Stanford sebagai berikut:
“Bimasakti adalah cahaya bintang-bintang yang sangat banyak yang nyaris berdekatan stu dengan yang lainnya. Cahaya kumpulan bintang itu membentuk sebuah ‘khayal muttasil (gambar yang berkelanjutan). Khayal muttasil ini sebagai hasil dari pembiasaan (refraksi).”
Guna mendukung penjelasannya tersebut, Ibnu Bajah pun melakukan pengamatan terhadap hubungan dua planet, yakni Jupiter dan Mars, pada tahun 500 H atau 1106 M.
2.       Fisika
Dalam bidang fisika Islam, Ibnu Bajah mengungkapkan hukum gerakan. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya itu menjadi dasar bagi pengembangan ilmu mekanik modern. Pemikirannya dalam bidang fisika banyak mempengaruhi fisikawan Barat pada Abad Pertengahan, seperti Galileo Galilei. Tak heran, jika hukum kecepatan yang dikemukakannya sangat mirip dengan yang dipaparkan oleh Galilei.
Menurut Ibnu Bajah, kecepatan = gaya gerak – resistensi materi. Ibnu Bajah juga fisikawan pertama yang mengatakan bahwa selalu ada gaya reaksi untuk setiap gaya yang mempengaruhi. Kebanyakan pikiran Ibnu Bajah mempengaruhi pemikiran Thomas Aquinas mengenai analisis gerakan. Inilah salah satu bukti betapa peradaban Barat banyak terpengaruh oleh sains yang dikembangkan oleh ilmuwan muslim.
3.       Psikologi
Ibnu Bajah pun juga sangat berjasa dalam mengembangkan psikologi Islam. Pemikirannya tentang studi psikologi didasarkan pada ilmu fisika. Dalam risalah yang ditulisnya berjudul Recognition of the Active Intelligence, Ibnu Bajah menerangkan bahwa inteligensia aktif adalah kemampuan yang paling penting bagi manusia. Ia juga menulis banyak hal tentang sensasi dan imajinasi.
“Pengetahuan tidak dapat diperoleh dengan pikiran sehat saja, tetapi juga dengan inteligensia aktif yang mengatur inteligensia alamai,” ungkap Ibnu Bajah. Ibnua Bajah juga mengupas tentang jiwa. Bahkan, secara khusus, ia menulis kitab berjudul An-Nafs atau Jiwa. Ia juga membahas tentang kebebasan. Menurutnya, seseorang dikatakan bebas ketika dapat bertindak dan berpikir secara rasional.
4.       Epistemologi
Manusia mampu berhubungan dan meleburkan diri dengan akal fa’al atas bantuan ilmu dan pertumbuhan kekuasaan insaniah, bila ia telah bersih dari kerendahan dan keburukan masyarakat. Masyarakat bisa melumpuhkan daya kemampuan berpikir perseorangan dan menghalanginya untuk mencapai kesempurnaan.
Pengetahuan yang didapatkan lewat akal akan membangun kepribadian seseorang. Akal mendapatkan objek-objek pengetahuan yang disebut hal-hal yang bisa diserap dari unsur imajinatif, serta memberikan sejumlah objek pengetahuan lain kepada unsur imajinatif. Hal yang paling mencengangkan dalam unsur imajinatif adalah hubungan antara wahyu dan ramalan.
Ibnu bajah juga menandaskan bahwa Tuhan memanifestasikan pengetahuan dan perbuatan kepada makhluk-makhluk-Nya. Metode yang diajukan oleh Ibnu Bajah adalah perpaduan perasaan dan akal. Dalam masalah pengetahuan fakta, ia mempergunakan metode rasional empiris. Tetapi, mengenai kebenaran keberadaan Tuhan, ia mempergunakan filsafat. Kebenaran itu sendiri dapat diperoleh manusia apabila menyendiri (uzlah).
Menurut Ibnu Bajah, akal memiliki dua fungsi, yaitu memberikan imaji objek yang akan diciptakan kepada unsur imajinasi, serta ,menggerakkan organ-organ tubuh untuk membuat objek di luar ruh.
5.       Moral
Ibnu Bajah mengelompokkan perbuatan manusia menjadi perbuatan hewani dan manusiawi. Perbuatan hewani adalah perbuatan yang didorong oleh motif naluri atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya. Sedangkan pebuatan manusiawi adalah perbuatan yang didasarkan pada akal budi dan yang timbul karena adaya pemikiran yang lurus.
Dalam upaya mencari klasifikasi; penentuan suatu perbuatan itu bersifat hewani atau manusiawi; diperlukan spekulasi dan kemauan. Dari spekulasi dan kemauan ini, Ibnu Bajah membagi kebajikan menjadi dua jenis, yakni kebajikan formal dan spekulatif. Kebajikan formal merupakan sifat yang dibawa sejak lahir tanpa adanya pengaruh kemauan ataupun spekulasi. Sedangkan kebajikan spekulatif didasarkan pada kemauan bebasa dan spekulasi.
Menurut Ibnu Bajah, hanya orang yang bekerja di bawah pengaruh pikiran dan keadilan semata-mata, serta tidak ada hubungannya dengan segi hewani padanya, itulah yang bisa dihargai perbuatannya dan dapat disebut orang langit. Jika segi hewani tunduk pada ketinggian segi kemanusiaan maka seseorang menjadi manusia dengan tidak ada kekurangannya, karena kekurangan ini timbul karena ketundukannya pada naluri.
Ibnu Bajah beranggapan bahwa sesuatu yang wujud terbagi dua, yaitu bergerak dan tidak bergerak. Sesuatu yang bergerak adalah materi yang sifatnya terbatas dan sebab gerakannya berasal dari kekuatan yang tidak terbatas, yaitu akal. Sedangkan sesuatu yang tidak bergerak ialah materi yang sifatnya tidak terbatas dan sebab gerakannya berasal dari kekuatan yang terbatas.
Untuk mencapai kedekatannya dengan Tuhan, Ibnu Bajah menganjurkan untuk melakukan tiga hal berikut:
a.       Membuat lidah kita selalu mengingat Tuhan dan memuliakan-Nya.
b.      Membuat organ-organ tubuh kita bertindak sesuai dengan wawasa hati
c.       Menghindari segala sesuatu yang membuat kita lalai mengingat Tuhan
6.       Kondisi kejiwaan
Ketika membahas tentang jiwa, Ibnu Bajah mendasarkan pada fisika. Jiwa dianggap sebagai pernyataan pertama dalam tubuh alamiah dan teratur yang bersifat nutritif (mengandung za-zat untuk badan), sensitif (kepekaan) dan imajinatif (rasional). Jiwa yang berhasrat itu terdiri atas tiga unsur, yaitu hasrat imajinatif, hasrat menengah dan hasrat berbicara.
Jiwa yang berhasrat menghendaki suatu objek yang kekal. Kehendak ini disebut kesenangan dan tiadanya kehendak merupakan kejemuan dan kesakitan. Kehendak merupakan kejemuan dan kesakitan. Kehendak bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh manusia. Siapa pun yang bertindak sesuatu atas dasar kehendak dianggap telah bertindak atas dasar gagasan-gagasan.
7.       Politik
Ibnua Bajah menerima pendapat Al-Farabi yang membagi negara menjadi negara sempurna dan negara tidak sempurna. Ia juga sependapat dengan Al-Farabi yang beranggapan bahwa individu yang berbeda dari sebuah bangsa memiliki watak yang berbeda pula; sebagian mereka lebih suka memerintah dan sebagian lainnya lebih suka diperintah.
Tetapi, Ibnu Bajah memberikan tambahan bahwasanya seorang mutawahhid sekalipun harus senantiasa berhubungan dengan masyarakat dan hendaknya seorang mampu menguasai diri dan sanggup mengendalikan hawa nafsu, tidak terseret ke dalam arus perbuatan rendah masyarakat.
Dalam risalah Al-Wada’, Ibnu Bajah memberikan dua fungsi alternatif negara berikut :
a.      Menilai perbuatan rakyat guna membimbing mereka mencapai tujuan yang   mereka inginkan.
b.  Merancang cara-cara mencapai tujuan-tujuan tertentu; dalam sistem Al-Farabi dan Inu bajah, Konstitusi harus disusun oleh kepala negara.
8.       Tasawuf
Ibnu bajah mengagumi Al-Ghazali dan menyatakan bahwa metode Al-Ghazali memampukan seseorang memperoleh pengetahuan tentang Tuhan dan metode ini didasarkan pada ajaran-ajaran nabi yang suci. Sehingga, sang sufi dapat menerima cahay di dalam hatinya.
Ibnu bajah menjunjung tinggi para aulia’ Allah dan menempatkan mereka di bawah para nabi. Menurutnya, sebagian orang dikuasai oleh keinginan jasmaniah belaka. Mereka berada di tingkat paling bawah dan sebagain lagi dikuasai oleh spiritualitas. Kelompok inilah yang sangat langkah.




Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 Comments: